oleh

Dialog di RAL FM, Makalalag Paparkan Peluang Dan Tantangan Bekerja ke Luar Negeri

-Manado-53 Dilihat

Manado – Mengisi acara dialog interaktif “Torang deng Torang” di RAL FM Manado, UPT BP2MI mengangkat tema peluang kerja dan tantangan bekerja ke luar negeri.

Dalam program yang diisi oleh Kepala UPT BP2MI Manado Hendra Makalalag ini, banyak membahas mengenai peluang kerja di negara mana saja serta jabatan apa saja yang saat ini sedang membutuhkan pekerja migran dari Indonesia.

Menurut Hendra, rata-rata peluang kerja yang terbuka banyak berasal dari negara-negara di Asia, Australia dan Eropa seperti Singapura, Hongkong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Polandia, Hungaria dan Italia.

“Saat ini ada berbagai macam lowongan pekerjaan diluar negeri yang dibuka. Antara lain lowongan pekerjaan sebagai perawat lansia di Jepang , lowongan sebagai operator produksi di Polandia, lowongan sebagai pelayan restoran di Arab Saudi, sebagai pemetik buah di Australia, lowongan sebagai chef di Italia dan Hungaria, dan masih banyak lagi melalui program penempatan pemerintah,” ungkap Hendra. Rabu, (07/04/2021).

Hendra juga menambahkan gaji yang bisa didapat oleh para pekerja migran ini sangat menggoda. “Para pekerja migran yang bekerja di luar negeri rata-rata berpenghasilan 15-20 jutaan perbulannya. Dari jumlah ini, apabila kita asumsikan per-PMI mengirimkan uang sejumlah Rp. 3 juta ke keluarganya di Sulut, maka potensi penghasilan daerah yang bisa didapat dari para pekerja ini bisa mencapai Rp. 68 milyar/tahun” jelasnya.

Namun Hendra juga menyampaikan bahwa selain peluang, ada beberapa tantangan juga yang masih harus diatasi oleh pemerintah.

“Pemenuhan lowongan pekerjaan yang tersedia masih belum dapat terlaksana dengan baik karena masih ada tantangan di dalam negeri yang harus diselesaikan, seperti teknis penyiapan calon pekerja migran agar mereka dapat menduduki pekerjaan terampil dan profesional. Karena untuk mengatasi tantangan tersebut adalah kewajiban pemerintah dikarenakan PMI merupakan penyumbang devisa terbesar kedua setelah sektor migas (Rp. 156,9 Trilyun/tahun) sehingga layak untuk diberikan perhatian,” terangnya.

Lebih lanjut Hendra menyebutkan bahwa banyak oknum sindikat pengiriman PMI unprosedural yang menjadikan peluang kerja ke luar negeri sebagai ladang bisnis.

“Sekarang banyak sekali calo yang mencoba untuk menipu para pencari kerja ke luar negeri ini. Bermacam cara dilakukan untuk menjebak korbannya. Namun modusnya tetap satu yaitu mengiming-imingi kerja cepat tanpa dokumen dan mengirimkan pekerja tanpa prosedur yang ditetapkan pemerintah sehingga merugikan si pekerja itu sendiri,” ungkap Hendra.

“Untuk itu saya menghimbau kepada seluruh masyarakat Sulawesi Utara untuk tidak percaya begitu saja pada lowongan kerja luar negeri yang beredar di luar sana. Cek ke UPT BP2MI Manado atau ke Dinas Tenaga Kerja setempat apabila mendengar ada peluang kerja ke luar negeri. Jangan sampai termakan bujuk rayu dari oknum yang ingin memanfaatkan niat mulia kita bekerja ke luar negeri. Pastikan berangkat kerja ke luar negeri secara prosedural agar aman dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan” tutupnya. (***)