Tondano – Pemerintah Kabupaten Minahasa melalui Dinas Pertanian menggelar Sosialisasi Penanaman Bawang Merah Biji, Di Ruang Rapat Pertanian,Jumat ( 31/5/2019).
Dihadiri Kadis Pertanian Minahasa Ir. Suhban Torar diwakili Kabid Holtikultura Ir. Elke Rambing, pembawa materi Kepala Seksi Dinas Pertanian Minahasa Ir. Ewin Kolinug, peserta Kelompok Tani se-Kabupaten Minahasa.
Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian MinahasaIr. Elke Rambing menyampaikan sosialisasi ini tujuannya mendorong petani bawang merah untuk menanam dari biji demi mengendalikan harga bawang agar tidak fluktuatif.
“Saat ini, harga bawang merah berfluktuatif disebabkan terbatasnya umbi benih bawang merah berkualitas Harga dikarenakan panen berkurang ,namun untuk mengubah kebiasaan petani menanam benih umbi membutuhkan waktu yang panjang. Hal ini disebabkan persemaian benih biji membutuhkan waktu 6 minggu, yang kemudian ditanam selama 2 bulan,” ujar Rambing.
Sementara itu Kepala Seksi Dinas Pertanian Minahasa Ir. Ewin Kolinug dalam materi menyampaikan menanam bawang merah dengan benih biji dapat membuat biaya usaha tani menjadi lebih murah. Sebab hanya membutuhkan 4 kg benih untuk pertanaman di lahan seluas 1 ha dengan harga benih Rp 6 juta per ha. Jika dibandingkan dengan benih umbi yang harganya mencapai Rp 35.000 per kg dan membutuhkan benih sebanyak 1,2 ton per ha. Tentu lebih menguntungkan jika petani menggunakan benih yang berasal dari biji.
“Biaya benih umbi mencapai 50% dari biaya usaha tani. Sehingga bila menggunakan benih biji maka biaya usaha tani menjadi lebih murah dan harga bawang merah konsumsi menjadi lebih baik ” tuturnya.
Lanjut nya benih biji bawang merah, tentunya petani akan mendapatkan tiga keuntungan. Pertama : biaya transportasi lebih murah karena berbentuk biji, benih bisa lebih lama disimpan dalam gudang penyimpanan (maksimal dua tahun) selama tidak terkena sinar matahari. Bedanya sistem konvensional, umbi bisa disimpan antara 2 hingga 4 bulan.
“Terakhir, biaya produksi jika bawang merah dipanen dalam bentuk bawang siap konsumsi menjadi lebih rendah. Jika menggunakan sistem konvensional setiap hektar lahan memerlukan sekitar 1,5 ton umbi dengan biaya di kisaran Rp 45 juta. Sedangkan jika menggunakan metode pindah tanam hanya memerlukan 5 kilogram benih dengan biaya sekitar Rp10 juta,” jelasnya.
Lebih lanjut Kolinu menyampaikan varietas yang telah terdaftar adalah Bima Brebes, Sanren, Tuk-tuk, Lokananta, TSS Agrihorti 1, TSS Agrihorti 2. Keterlibatan produsen untuk penyediaan benih bawang merah biji sangat dibutuhkan.
“Benih biji tentu tidak ada keterkaitan antara harga benih umbi. Keberhasilan ini tentunya peluang penyediaan benih biji dengan harga lebih murah dengan kualitas yang baik sehingga produktivitas kita lebih tinggi,” tutup nya. (Ronny Rantung).
Komentar