Presiden Joko Widodo
Jakarta – Direktur Kebijakan Publik Indonesian Public Institute (IPI), Jerry Massie mengatakan pada Debat Pilpres ke-5 nanti, paslon nomor urut 01 Jokowi harus bisa meyakinkan publik bahwa dirinya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih dari 5 persen.
Pasalnya, selama 5 tahun kepemimpinannya, Jokowi belum berhasil mencapai janji 7 persen yang ia ucapkan kala kampanye lantaran per 2018 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mandek di kisaran 5 persen.
Salah satu hal yang dapat dilakukan petahana, menurut Jerry, sudah harus mengarahkan fokusnya pada pembuatan strategi ekonomi yang mumpuni. Bahkan apabila diperlukan, ia bisa mengganti menteri-menteri yang tidak kompeten bila terpilih lagi.
“Jokowi harus punya target and economic plan, jangan ekonomi mentok di 5 persen. Untuk itu menteri yang kinerjanya lemah perlu diganti atau reshuffle,” ucap Jerry, seperti di lansir tirto.id, Jumat (12/4/2019).
Kalau mau terpilih lagi, kata Jerry, maka Jokowi jangan hanya menitikberatkan sektor infrastruktur tapi memperkuat economic sector (sektor ekonomi).
Jerry pun menyoroti anggaran infrastruktur 2019 tembus Rp 419 triliun.
Nilainya, kata Jerry, hampir menyamai anggaran pendidikan yang mencapai Rp 492 triliun atau 20 persen APBN kita. Pada kondisi target pertumbuhan ekonomi yang belum tercapai, Jerry menyarankan agar fokus pemerintah dapat dialihkan terlebih dahulu. Paling tidak, kata Jerry, Jokowi dapat belajar terobosan Mahathir Muhammad saat membatalkan mega proyek Cina yang bernilai 20 miliar dolar AS atau sekitar Rp281 triliun.
Sebab langkah itu dinilai dapat menghemat anggaran hingga Rp 1.096 triliun termasuk investasi yang bunganya sekitar Rp 3,3 triliun. Belum lagi dalam sejumlah proyek infrastruktur, prosesnya didapati melibatkan sejumlah besar impor bahan baku. Alhasil defisit transaksi berjalan pun menjadi turut membengkak.
“Ambisi bangun jalan dan jembatan baik, tapi jangan melupakan sektor ekonomi,” ucap Jerry.
Poin lainnya, Jerry juga mengingatkan agar inflasi dapat dijaga pada level yang cukup baik seperti capaian 2018 lalu di angka 3,13 persen. Nilai itu, katanya, lebih baik dibanding 2017 yang mencapai 3,61 persen. Nilai inflasi ini memang penting lantaran bila kenaikan harga yang terjadi jauh melampaui daya beli masyarakat, maka konsumsi dikhawatirkan akan terganggu. Padahal konsumsi menyumbang lebih dari 50 persen porsi pertumbuhan ekonomi.
“Sejatinya, periode kedua pertumbuhan ekonomi Jokowi lebih baik setidaknya mampu menembus 6 persen,” ucap Jerry. (***)
Komentar