oleh

Kapolda Tegaskan Tak Ada Gereja Yang Dibakar di Sulteng

PALU – Terkait isu adanya pembakaran Gereja di wilayah Sulawesi Tengah, Kapolda Sulteng Irjen Pol. Abdul Rakhman Baso menegaskan, tidak ada bangunan Gereja yang terbakar atau dibakar dalam aksi kekerasan di Kabupaten Sigi. 

Kapolda meminta agar masyarakat tidak terprovokasi, dan tetap berfikir sejuk, apalagi menjelang perhelatan Pilkada pada bulan Desember mendatang.

Kapolda menyampaikan hal itu, dalam jumpa Pers di Palu, bersama Danrem 132/Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, dan Wakapolda Sulteng, Brigadir Jenderal Polisi Hery Santoso. Minggu (29/11/2020).

”Saya ingin meluruskan bahwa di situ tidak ada Gereja yang dibakar,” kata Kapolda Irjen Pol. Abdul Rakhman Baso.

Kapolda mengatakan, bahwa yang dibakar oleh pelaku orang tak dikenal (OTK) hanya rumah yang dijadikan tempat pelayanan umat.

Kapolda mengungkapkan, di lokasi tersebut terdapat sekitar 50 rumah transmigran. Dari 50 rumah itu, ada sembilan rumah yang dihuni.

”Dari sembilan rumah yang dihuni, bukan hanya warga dari satu Suku dan Agama saja, sehingga terjalin toleransi yang sangat baik di sana,” terang Kapolda.

Disampaikan Kapolda, peristiwa tersebut berawal pada Jumat (27/11) pagi, salah satu rumah didatangi 8 orang tak dikenal yang masuk lewat pintu belakang dan mengambil beras kurang lebih 40 kilogram.

Setelah itu, melakukan penganiayaan dengan menggunakan senjata tajam secara keji, sehingga mengakibatkan 4 orang korban.

”Setelah melakukan penganiayaan, OTK membakar sebanyak kurang lebih enam Rumah. Saya sendiri sudah cek langsung ke TKP kemarin. Dari enam rumah ini, empat yang terbakar hanya dapur bagian belakang, itu bukan rumah inti, melainkan Rumah tambahan beratapkan alang-alang,” lanjutnya.

Kapolda memastikan, pelaku kekerasan yang menyebabkan korban jiwa di Kabupaten Sigi diduga dilakukan oleh Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.

”Dari keterangan saksi yang melihat langsung saat kejadian, yang kita konfirmasi dengan foto-foto, DPO MIT Poso ada kemiripan,” katanya.

Saat ini situasi kondusif dan sudah ditempatkan sejumlah personel aparat keamanan.

”Kami meminta masyarakat tetap tenang, tidak terprovokasi, karena tujuan pelaku melakukan aksinya, agar terjadi perpecahan kesatuan, khususnya menjelang Pilkada,” tutup Kapolda.

Ciptakan Situasi Sejuk Dalam Berbangsa

Mensikapi situasi terkini tanah air, dimana tensi Politik cenderung menghangat, Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) D. Supriyanto JN mengatakan, dibutuhkan peran seluruh elemen bangsa, termasuk media, untuk menyejukkan suasana, agar kehidupan berbangsa dan bernegara tidak terkoyak.

” Persoalan hidup berbangsa dan bernegara, kini tengah diuji. Selain maraknya berita-berita hoaks alias tidak bisa dipertanggung jawabkan, persoalan Politik juga turut mewarnai. Dinamika Politik, yang terus berkembang, dan cenderung menghangat pada pekan pekan terakhir ini, harus disikapi dalam perspektif yang lebih luas, sebagai sebuah upaya menurunkan tensi politik.Media juga dituntut perannya untuk menyejukkan suasana, dengan informasi-informasi yang sejuk dan mengedukasi masyarakat,” terang Jagad.

Jagad menyampaikan, apa yang disampaikan Kapolda Sulteng Irjen Pol. Abdul Rakhman Baso agar masyarakat tetap tenang, dan jernih serta tidak mudah terprovokasi, harus didukung.

Disampaikan Jagad, sebagai bagian dari sebuah bangsa yang besar, kita harus solid memperkokoh persatuan dan fokus pada substansi membangun bangsa dari ketertinggalan.

“ Mari kita perkokoh kembali komitmen kita dalam hidup berbangsa dan bernegara. Saya tidak ingin bangsa ini terkoyak, hanya karena cara pandang sempit dan tidak proporsional dalam mensikapi persoalan berbangsa dan bernegara ini. Mari kita sejukkan suasana berbangsa dan bernegara dengan informasi-informasi yang baik, konstruktif, edukatif dan mencerahkan,” pungkas Jagad. (Johnny)