Sulut – Komitmen Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey bersama Wagub Steven Kandouw dalam membangun sektor pendidikan yang lebih maju dan berdaya saing tak perlu diragukan lagi.
Terbukti, untuk ketiga kalinya, Provinsi Sulut berhasil meraih Anugerah Kita Harus Belajar (Kihajar) 2019 kategori Madya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom).
Anugerah Kihajar 2019 digelar di Balai Kartini Jakarta, Kamis (14/11/2019). Ajang penghargaan yang mengusung tema Membangun Generasi Unggul dan Berkarakter di Era Digital ini diberikan kepada para kepala daerah yang telah menunjukkan kepedulian dan komitmen terhadap pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk dunia pendidikan dan kebudayaan.
Ada 16 Kategori yang diperebutkan para Kepala Daerah baik tingkat I (Gubernur) dan tingkat II (Bupati/Walikota). Untuk Tingkat Gubernur dari 6 Kepala Daerah yang masuk Final hanya Sulut dan Jawa Timur yang mampu meraih penghargaan bergengsi ini. Sulut dinilai berhasil mengelola TIK melalui akuntabilitas pemanfaatan TIK dan pemberian akses di pulau terluar.
Kepala Dinas Pendidikan Sulut Grace Punuh yang mewakili Gubernur Sulut dalam menerima penghargaan yang diserahkan langsung Sekjen Kemendikbud Didik Suhardi ini mengatakan bahwa Gubernur Olly telah membuktikan pembangunan pendidikan di Sulut merupakan program prioritas untuk mencapai peningkatan mutu dan akses pendidikan melalui pendayagunaan TIK.
“Oleh karena itu mari kita sama sama mendukung program ODSK untuk pendidikan Sulut yang semakin Hebat karena ini tentu membutuhkan partisipasi dari kita semua karena sektor pendidikan merupakan sektor yang penting dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,” kata Punuh.
Diketahui, tujuan Anugerah Kihajar adalah untuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa Indonesia, menumbuhkan kemandirian bangsa dalam memanfaatkan dan mengembangkan TIK untuk pendidikan, mendorong individu dan lembaga untuk menghasilkan karya inovatif dalam pengembangan potensi TIK.
Adapun tim juri yang menilai terdiri dari praktisi TIK, akademisi, perwakilan media, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta internal Kemendikbud.
Selain itu, Anugerah Kihajar 2019 dapat mendorong pengembangan kebijakan yang berpihak pada pendayagunaan TIK untuk pendidikan, memberikan penghargaan kepada kepala daerah dan masyarakat yang telah berpartisipasi dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan/pelatihan melalui pendayagunaan TIK. (*/JM)
Komentar