oleh

Kisah Seorang Ayah Cacat Penglihatan Kuliahkan Dua Anak Dibangku Universitas

-BMR, Bolmut-1437 Dilihat

REDAKSISULUT, BOROKO -Mengenal kisah haruh seorang siswi lulusan universitas ternama di provinsi Sulawesi Utara tahun 2022 yang dibiayai oleh orang tua miskin dengan kehidupan ekonomi yang sangat melarat, namun tidak mengurangi semangat seorang anak perempuan berusia 28 tahun untuk menimbah ilmu agar kelak berguna bagi daerah dan bangsa.

Anak perempuan dari dua bersaudara Han Lomuli (57) dan Aisya Sahbudin (55) bernama Sri Wulandari Louli, S.Pt adalah mahasiswa lulusan dari Universitas Samratulangi Manado (UNSRAT) provinsi Sulawesi Utara tahun 2022 Fakultas Peternakan.

Ayah (Han,red) yang bekerja sebagai petani kebun dan mama (Aisya,red) yang hanya seorang ibu rumah tangga menggantungkan penghasilan dari hasil perkebunan dengan nilai yang variabel disetiap bulannya. Namun, penghasilan yang sangat rendah tidak membuat putus asa oleh kedua orang tua tersebut, guna membiayai kedua putrinya untuk melanjutkan pendidikan.

Han sebagai ayah yang penuh tanggung jawab tidak perna berhenti bekerja disetiap harinya walaupun dirinya cacat semenjak lahir dengan mata yang tidak dapat melihat. Ia Bekerja menanam kebun dibantu dengan seutas tali rafia dan ditemani istrinya. Kedua orang tua ini tinggal di UPTD Goyo Desa Ollot II Kecamatan Bolangitang Barat kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

Sri Wulandari Lomuli dengan sapa akrabnya Wulan pertama kali menginjakkan kakinya dibangku kuliah pada tahun 2014 di UNSRAT Manado dengan hidup sebagai anak kos’an. Makan dan minum yang sangat terbatas dengan mengandalkan nasi lauk sambal rica, jarang makan enak seperti ikan dan daging. Apalagi jajan dikantin kampus. Perjuanganya tersebut dilaluinya selama empat (4) tahun hingga ia berhasil lulus dengan meraih mimpinya sebagai seorang sarjana. Dengan keuangan yang sangat terbatas bahkan tidak ada, Wulan berhasil wisudah ditahun 2022 kemarin.

Wulan merupakan tamatan dari TK Ollot, SDN I Ollot, SMP 2 Bolangitang Barat dan SMK Kaidipang. Kehidupan orang tua yang miskin tidak membuatnya minder atau malu dengan parah temannya baik di kampung ataupun dikampus. Dengan tekad dan semangat yang penuh harapan, ia hanya bermimpi dapat menyelesaikan pendidikannya sebagai seorang sarjana hingga kelak dapat membahagiakan kedua orang tuanya nanti.

Adik perempuanya bernama Grenita Gilan Lomuli (25) kini sedang menempuh pendidikan kuliah di Akper Matuari Waya Manado dengan keadaan ekonomi yang sangat pas-pasan.

“Alhamdulillah, cita-citaku menjadi seorang yang berpendidikan sudah tercapai. Nikmat sehat saja, sudah sangat besar yang dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa hingga dapat menyelesaikan studi pendidikan S1 di UNSRAT Manado. Hari ini yang masih tanggung jawabku bagaimana aku bisa bekerja untuk membahagiakan kedua orang tua, “ Tutur Wulan dengan wajah pengharapannya, Sabtu (18/11/2023).

Sangadi Desa Ollot II kecamatan Bolangitang Barat Fadli Saad dimintai keterangannya membenarkan Han Lomuli dan Aisya Sahabudin merupakan penduduk yang tinggal didesanya dengan pekerjaan sebagai seorang petani dan ibu rumah tangga. Keduanya tinggal menetap di UPTD Goyo desa Ollot II bekerja sebagai petani kebun dan istrinya disetiap hari minggu berjualan hasil perkebunan di pasar kilat minggu desa Ollot.

“Keduanya merupakan penduduk di desa Ollot II. Han seorang petani dan Aisyah seorang ibu rumah tangga dengan memiliki dua anak perempuan. Keseharian mereka tinggal di UPTD Goyo desa Ollot II dan memiliki rumah tinggal dikampung yang sangat sederhana dengan ukuran rumah sekitar 5 x 7 meter, “ Papar Saad. ®