Tomohon,-Fauna Yaki atau Monyet hitam Sulawesi (Macaca Nigra) merupakan satwa endemik yang populasinya terancam kepunahan akibat penebangan hutan dan pemburuan hewan untuk perdagangan hewan hidup. Sebagai bagian dari program keanekaragaman hayati, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Area Lahendong memiliki komitmen tinggi terhadap keberlanjutan ekosistem flora dan fauna, serta seluruh kehidupan yang mempertahankan.
Hal itu di katakan General Manager PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Area Lahendong Novi Purwono, saat kegiatan konservasi pemindahan Yaki ke dalam kandang rehabilitasi di Gunung Masarang, bekerja sama dengan Tasik Oki Wildlife Rescue Yayasan Masarang, Jumat (27/07/2024).
Lanjut di katakannya, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Area Lahendong yang beroperasi di Sulawesi Utara telah berkolaborasi dengan BKSDA Sulawesi Utara dan Yayasan Tasikoki. Konservasi Yaki telah kami lakukan sejak tahun 2020 dengan total Yaki yang telah kami Konservasi 19 ekor, diantaranya 9 ekor telah dilepaskan ke habitat aslinya.
“Upaya baik ini akan terus kami lakukan secara kolaborasi melibatkan berbagai pihak salah satunya dengan Yayasan Tasikoki dan pihak pemerintah dalam hal ini Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Sulawesi Utara. Dan mengevaluasi pengolahan satwa ini supaya akan menjadi lebih baik lagi karena yaki ini juga menjadi keunggulan Sulawesi Utara.” Jelas Purwono.
Dijelaskan Purwono, Indonesia merupakan negara dengan kekayaan biodiversitas yang begitu melimpah. Kekayaan ini merata terdistribusi di seluruh nusantara termasuk di dalam provinsi Sulawesi utara.
“Macaca nigra adalah salah satu satwa endemik Sulawesi Utara yang merupakan salah satu bukti kekayaan biodiversitas satwa liar Indonesia.namun sayang, keunikan ini membuat yaki mengalami eksploitasi berlebih oleh manusia dalam bentuk perdagangan, perburuan, dan dikonsumsi yang menempatkan yaki sebagai satwa dengan status “critical endangered” menurut klasifikasi lucn ( international union for conservation of nature and natural resources). Selain itu habitat yaki semakin berkurang akibat adanya pembukaan hutan dan alih fungsi lahan untuk pemukiman dan kegiatan ekonomi,manusia turut menyumbang tinggi nya angka konfirmasi antara manusia dan yaki yang membuat semakin terancam nya Yaki di dalam.” Ujar Purwono.
Dirinya berharap sinergi PRMY (Pusat Rehabilitasi Monyet Yaki) Gunung Masarang bersama dengan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Area Lahendong diharapkan akan menjadi solusi dalam pembahasan fasilitas dan wadah edukasi yang secara khusus akan mendukung proses rehabilitasi dan keberlanjutan hidup Yaki di habitat aslinya.
“Semoga upaya sinergi yang kami lakukan bersama dengan seluruh pihak dapat mengakselerasi tercapainya keseimbangan ekosistem fauna khususnya populasi Yaki alam liar.” ucap Purwono, seraya menyampaikan terima kasih kepada pengelolah satwa.
Sementara itu Kepala Seksi Konservasi Wilayah 1 Bitung,Yakub Ambongau menyatakan pemindahan sekelompok Monyet Yaki ini dipusatkan di Gunung Masarang itu dalam rangka habitulasi untuk menyamakan minimal kondisi di sini realistis yang dia akan tempati dan kita berharap dia bisa suprise, jangan sampai ada perbedaan.
“Ini momen besar penting, kita berharap jika kelompok ini bisa dirilis maka jika kita mencoba mendekatkan tentunya kelompok ini bisa merasa nyaman di tempat ini banyak konservasi sehingga saya akan sampaikab kondisi Macaca Nihgra di alam berdasarkan penelitian kurang lebih 10 tahun terakhir belum ada statement dari ahli.” Ungkap Ambongau.
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Manager Yayasan Tasik, Billy Lolowang. Menurutnya upaya untuk persiapan kewenangan yang diberikan untuk pengawalan satwa yang mempunyai tujuan dalam mengembalikan satwa-satwa yang sudah terlanjur terganggu pada manusia dan bisa berkembang biak di alam dan mencoba pertahankan satwa.
Sementara itu Camat Tomohon Barat Denny Mangundap S.H, mengatakan selaku atas nama pemerintah kota Tomohon sangat mengapresiasi kepada PT PGE Tbk Area Lahendong, dalam upaya melakukan pemindahan Yaki ke dalam kandang rehabilitasi di Gunung Masarang.
“Selaku Pemerintah Kota Tomohon sangat mengapresiasi kegiatan ini, dan Gunung Masarang satu-satunya tempat rehabilitas monyet yaki yang ada di Sulawesi Utara yang menjadi spot foto bagi wisatawan,”Tandas Mangundap. (Bert)