oleh

Selain Mantan Pemilik, Kini Ramoy Luntungan Katakan Lahan Stadion Sudah Lunas Tahun 1987

Bitung, Redaksisulut – Mulai dari pemilik lahan awal yang mengaku sudah dibayar pada tahun 1987 kini Mantan Pejabat Pemkot Bitung Ramoy Markus Luntungan angkat bicara mengenai permasalahan pembayaran Lahan Stadion Duasudara yang pada beberapa waktu lalu di bayar Pemerintah Kota Bitung.

Baca Juga : https://redaksisulut.com/dua-mantan-pemilik-lahan-stadion-duasudara-angkat-bicara-lomban-sebut-bpn/

Menurut Ramoy, lahan Stadion Duasudara yang dibayar Pemkot Bitung sudah lunas dibayar dari tahun 1987 dan pembayaran dua bidang lahan itu dilunasi Pemkot dengan cara menyicil. Waktu itu masih berstatus Pemerintah Kota Administrasi (Pemkotip) Kota Bitung.

“Saya tahu persis proses pembayarannya hingga dilunasi Pemkotip karena waktu itu saya ditugaskan mencari lahan untuk pembangunan sarana olahraga”. Katanya.

Baca juga : https://redaksisulut.com/bentuk-aliansi-aksi-aktivis-persoalan-lahan-stadion-duasudara-bakal-dibawa-ke-kpk/

Ia menceritakan bahwa sekitar tahun 1983-1989 dirinya menjabat Camat Kauditan kemudian menjabat Camat Bitung Tengah serta Sekotip Bitung dan Sekda Kota Madya Bitung. Pada Tahun 1986 serah terima Walikotip K L Senduk ke S H Sarundajang dan mulailah program pembangunan fasilitas dimana sebagai penunjang untuk syarat menjadi Kota Madya Bitung.

“Untuk prioritas waktu itu adalah pembangunan terminal penumpang, stadion (sarana olahraga) dan perguruan tinggi yakni AMI Bitung. Untuk pembangunan fasilitas saya bersama JB Moningka yang pada waktu itu menjadi Sekot dan posisinya sebagai Camat saya gantikan kami ditugaskan untuk mencari lahan dan kami berhasil mendapatkan lahan di Wangurer milik Keluarga Donsu-Katuuk dan lahan itu di bayar Pemkotip untuk pembangunan Terminal Mapalus”. Kata Ramoy.

Kemudian kata Ramoy kembali mencari lahan untuk pembangunan sarana olahraga (Stadion) dan mendapatkan lahan milik dari keluarga Luntungan-Wullur dan dibayar Pemkotip via Bagian Keuangan yang pada waktu itu dijabat Korua.

“Setelah pembayaran dilakukan, proses pembangunan stadion dilakukan dengan melibatkan seluruh masyarakat Kota Bitung secara Gotong royong hingga diresmikan Menpora sekitar tahun 1987/1988”. Katanya.

Ia juga menambahkan bahwa pada Tahun 1989 saya jadi Sekot, kemudian tahun 1990 Sekda Kodya Bitung. Disitu tidak pernah lagi mengurus apalagi menganggarkan soal pembayaran tanah, baik itu tanah Terminal Mapalus maupun Stadion Duasudara karena semuanya sudah dilunasi.

Seraya menambahkan bahwa ketika masih menjabat camat, Ramoy mengaku beberapakali ditagih soal sisa pembayaran lahan stadion dan ia selalu mengantar ke Wali Kota atau ke Bagian Keuangan dan dibayar.

“Saya mau pastikan, pembayaran kedua lahan itu yakni lahan Terminal dan Stadion menggunakan uang daerah bukan uang pribadi. Jadi saya bingung kalau ada yang mengklaim lahan Stadion Duasudara milik pribadi, karena dari tahun 1987 lahan itu sudah dibayar Pemkotib”. Tambah Ramoy. (Wesly)