Tondano– Komitmen Bupati Ir Royke Octavian Roring MSi, IPU dan Wakil Bupati Robby Dondokambey SSi, MM (ROR-RD) dalam menanggulangi penyebaran populasi eceng gondok terus ditunjukkan. Tak hanya di Danau Tondano, penanggulangan tanaman gulma air di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Tondano juga jadi prioritas Pemerintah Kabupaten Minahasa.
Saat ini alat-alat berat excavator telah disiagakan di outlet sungai Tondano untuk mengangkat eceng gondok. Bahkan Pemkab Minahasa telah bekerjasama dengan pihak PLN dengan membuat penghalang di outlet sungai di Tolour untuk membendung perluasan eceng gondok yang terbawa arus sungai.
“Pak Bupati dan Wakil Bupati sangat serius untuk mengatasi persoalan eceng gondok ini. Ada berbagai upaya yang saat ini dilakukan mengingat penyebarannya sudah sampai di sungai Tondano. Alat-alat berat baik dari Pemkab Minahasa maupun PLN sudah disiagakan untuk mengangkat dan membersihkan eceng gondok dari sungai,” kata Kepala Bagian Humas dan Protokoler Setdakab Minahasa, Maya Marina Kainde SH, MAP, Rabu (27/11) kemarin.
Juru bicara Pemkab Minahasa ini mengatakan, penyebaran eceng gondok di sungai Tondano diakibatkan faktor alam. “Waktu lalu angin selatan yang bertiup kencang membawa masuk eceng gondok ke sungai. Dan karena tanaman ini perkembangannya memang sangat cepat maka membuat jalur sungai tertutup. Tapi Pak Bupati dan Wakil Bupati sudah menginstruksikan untuk melakukan upaya pembersihan,” katanya.
Ada berbagai cara yang dilakukan Pemkab Minahasa untuk menanggulangi eceng gondok di Sungai Tondano. Selain pengangkatan dengan alat berat, pada Sabtu pekan ini juga akan diadakan lomba pengangkatan eceng gondok di Sungai Tondano.
“Memang penanganan eceng gondok harus dilakukan secara berkesinambungan. Rencananya tahun 2020 mendatang Pemkab Minahasa juga akan bekerjasama dengan pihak TNI Polri dan pihak lembaga sosial gereja serta seluruh masyarakat untuk mengendalikan eceng gondok di Danau Tondano. Untuk itu mohon dukungan dari seluruh masyarakat sehingga persoalan ini bisa segera terselesaikan,” pungkas Kainde.” Tutupnya. (Ronny Rantung)
Komentar