oleh

Peraih Emas Dijemput Pikap Usang di Bandara Kupang, NTT Modal Rp20 M, Sulut Rp13 M

-Sulut-66 Dilihat
Susanti Ndapataka dan pelatihnya dijemput pakai mobil pikap setelah tiba di Bandara El Tari Kupang. (Istimewa)

Sulut – Saat  ini publik di tanah air dihebohkan dengan dijemputnya atlet peraih medali emas di PON ke XX di Papua Tahun 2021 dengan tidak semestinya.

Ya, atlet dari Nusa Tenggara Timur (NTT) peraih medali emas cabang olahraga muaythai di PON Papua yakni Susanti Ndapathaka dijemput menggunakan mobil pikap yang disediakan secara swadaya di Bandara El Tari Kupang.

Ini sungguh ironis mengingat tim PON NTT pada ajang lima tahunan tersebut bermodalkan dana Rp20 miliar.

Tak pelak berita ini langsung viral di jagad maya se antero nasional, karena perlakuan yang terkesan tidak menghargai perjuangan dan kerja keras atlet yang telah nengharumkan nama daerahnya.

Ini sungguh ironi jika dibandingkan dengan penghargaan yang diberikan pemerintah bagi atlet-atlet yang berprestasi di PON.

Di Sulut kedatangan duet penyumbang medali emas di PON Papua, yaitu atlet Cabor muaythai Angelica Runtukahu dan Prays Karundeng yang dijemput langsung Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE lengkap dengan Forkopimda dan pihak terkait lainnya pada Selasa (05/10/2021) lalu.

Selain dijemput Gubernur Olly dan Formopimda di VVIP Bandara Sam Ratulangi Manado, Angelica dan Prays juga diarak dengan mobil mewah di sebagian besar wilayah Kota Manado.

Hal ini menjadi anomali, mengingat NTT dengan modal dana di PON Rp20 miliar sedangkan kontingen Kawanua hanya Rp13 miliar.

Manariknya atlet yang dijemput ini merupakan satu-satunya penyumbang medali emas untuk NTT hingga Kamis (07/10/2021) hari ini, dan berada di peringkat 23 dari 34 propinsi yang ikut ajang PON.

Sedangkan kontingen Sulut masih save di papan tengah atau berada di strip ke 17 klasemen sementara, dengan beberapa cabor yang berpeluang menambah medali seperti tim putra basket telah masuk final, dua atlet tinju sudah semifinal dan silat, paralayang serta terjun payung berpeluang mebambah koleksi medali kontingen Kawanua.

“Luar biasa perjuangan para pebasket putra Sulut di ajang PON hingga memastikan diri lolos ke final, begitu pun dua atlet tinju Sulut yang lolos semifinal, jelas sudah memastikan perolehan medali kita akan bertambah, jika Tuhan berkenan bisa menambah medali emas kita,” ungkap Ketua Umum KONI Sulut Drs Steven OE Kandouw yang saat ini mensupport langsung di Jayapura Papua, Kamis (07/10/2021) ini.

“Pak gubernur dan saya serta seluruh pengurus KONI sangat berterima kasih dan mengapresiasi perjuangan dan kerja keras para atlet serta tim ofisial yang bertekad mengharumkan nama Sulut di pentas nasional,” kunci sosok yang juga Wakil Gubernur Propinsi Sulut itu.

Adapun terkait penjeputan peraih medali emas PON di NTT menjadi sorotan di daerah hingga nasional.

Seperti Anggota DPRD Propinsi NTT Yohanes Rumat berang melihat hal itu.

“Kami sangat sesalkan peristiwa penjemputan ini, dan ini memalukan karena prestasi anak NTT tidak diperhatikan oleh Pemerintah NTT,” kata Rumat ketika dihubungi di Kupang, Rabu.

Anggota Komisi V DPRD NTT itu mengatakan pihaknya sangat menyesalkan peristiwa penjemputan itu yang jauh dari kesan penghargaan terhadap atlet yang telah mengharumkan nama NTT di kancah nasional.

Peristiwa tersebut terdokumentasi dalam bentuk foto dan video dan beredar luas melalui berbagi jejaring media sosial yang disoroti kalangan masyarakat.

Dia mengatakan penyesalan ini beralasan, karena sebagai Anggota Komisi V DPRD yang bermitra dengan KONI dan Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi NTT telah memberikan dukungan politik anggaran yang pada awal 2021 telah disepakati sebanyak Rp20 miliar diperuntukkan bagi kebutuhan kontingen NTT di PON Papua.

Pihaknya sebelumnya percaya bahwa KONI NTT bersama pemerintah provinsi telah menjalankan tugasnya dengan baik, untuk mengurus kepergian termasuk kepulangan kontingen semua cabang olahraga secara baik dan benar.

“Namun, faktanya atlet yang mendapat medali emas tidak dijemput oleh pemerintah provinsi, tetapi justru dengan mobil pikap yang disediakan secara swadaya,” katanya.

“Patut dipertanyakan dan patut diduga anggaran yang telah disepakati itu ada di mana,” katanya.

Yohanes Rumat mengatakan dalam rapat dengar pendapat, sudah diingatkan agar pemerintah bekerja sesuai tupoksi masing-masing dan jangan menyimpang dari ketentuan yang telah diatur.

Dia berharap pemerintah provinsi segera mengklarifikasi ke publik terkait peristiwa penjemputan atlet peraih medali emas tersebut, karena telah menimbulkan sorotan berbagai kalangan masyarakat.

Perolehan Medali dan Klasemen Sementara PON ke XX di Papua Tahun 2021 Hingga Kamis (07/10/2021):

1. DKI Jakarta – 42 Emas – 32 Perak – 37 Perunggu

2. Jawa Barat – 39 Emas – 32 Perak – 44 Perunggu

3. Papua – 36 Emas – 18 Perak – 37 Perunggu

4. Jawa Timur – 33 Emas – 31 Perak – 27 Perunggu

5. Jawa Tengah – 12 Emas – 22 Perak – 22 Perunggu

6. Bali – 12 Emas – 7 Perak – 14 Perunggu

7. Riau – 9 Emas – 9 Perak – 7 Perunggu

8. Sumatera Utara – 6 Emas – 10 Perak – 9 Perunggu

9. Lampung – 4 Emas – 1 Perak – 0 Perunggu

10. Jambi – 3 Emas – 4 Perak – 7 Perunggu

11. Sumatera Barat – 3 Emas – 3 Perak – 9 Perunggu

12. Aceh – 3 Emas – 3 Perak – 3 Perunggu

13. Sumatera Selatan – 3 Emas – 1 Perak – 5 Perunggu

14. Kalimantan Timur – 2 Emas – 9 Prak – 20 Perunggu

15. Banten – 2 Emas – 7 Perak – 15 Perunggu

16. Sulawesi Selatan – 2 Emas – 4 Perak – 6 Perunggu

17. Sulawesi Utara – 2 Emas – 2 Perak – 3 Perunggu

18. Nusa Tenggara Barat – 2 Emas – 1 Perak – 2 Peunggu

19. Sulawesi Tenggara – 2 Emas – 1 Perak – 0 Perunggu

20. Sulawesi Tengah – 1 Emas – 3 Perak – 1 Perunggu

21. Bengkulu – 1 Emas – 2 Perak – 2 Perunggu

22. Kalimantan Barat – 1 Emas – 2 Perak – 1 Perunggu

23. Gorontalo – 1 Emas – 1 Perak – 1 Perunggu

23. Nusa Tenggara Timur – 1 Emas – 1 Perak – 1 Perunggu

25. DI Yogyakarta – 0 Emas – 5 Perak – 9 Perunggu

26. Papua Barat – 0 Emas – 3 Perak – 4 Perunggu

27. Kalimantan Selatan – 0 Emas – 2 Perak – 1 Perunggu

28. Kalimantan Tengah – 0 Emas – 1 Perak – 2 Perunggu

28. Bangka Belitung – 0 Emas – 1 Perak – 2 Perunggu

30. Kepulauan Riau – 0 Emas – 0 Perak – 3 Perunggu

31. Maluku Utara – 0 Emas – 0 Perak – 2 Perunggu

31. Maluku – 0 Emas – 0 Perak – 2 Perunggu

33. Sulawesi Barat – 0 Emas – 0 Perak – 1 Perunggu. (*JM)