Bitung, Redaksisulut – Aktivis Lingkungan yang juga pemerhati Adat, Budaya serta Pariwisata, Fithriya Alexandria Datuela kritisi pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Desa Tanoyan Selatan, Lolayan, Bolaang Mongondow.
Fithria menyampaikan bahwa dirinya sangat peduli dengan lingkungan hutan Bolaang Mongondow yang terletak di daerah pegunungan Potolo, Tanoyan Bolaang Mongondow Sulawesi Utara.
“Sudah lama terjadi pertambangan Ilegal dengan menggunakan Alat berat yang dapat mempengaruhi Aktivitas petani di sekitarnya dan dapat juga menyebabkan Bencana Alam karena gundulan gunung potolo, Tanoyan Bolaang Mongondow yang sudah tidak berfungsi lagi karna sudah ada kerusakan”. Kata Fithria Aktivis wanita berparas cantik berkelahiran Kotamobagu, Bolaang Mongodow.
Lanjutnya bahwa, dia menyatakan Melihat lingkungan hidup artinya membicarakan tentang tempat tinggal kita dan tanpa disadari lingkungan kita semakin hari menunjukan bahwa semakin rusak. Kita melihat dan merasakan sendiri bagaimana perubahan lingkungan telah terjadi dan berdampak langsung pada kehidupan kita.
“Kerusakan bumi dan lingkungan hidup tidak tanpa alasan, kita merasakan sendiri bumi menjadi semakin panas, banjir, serta adanya pencemaran udara, air, dan tanah”. Katanya.
Dengan adanya kerusakan itu akan menimbulkan dampak negatif yang nyata bagi kehidupan manusia. Dengan adanya lingkungan hidup yang tercemar lalu rusak, maka hal ini menjadi ketidak adilan bagi ekologi.
“Sangat berharap pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow dan Provinsi Sulawesi Utara dapat segera menindak lanjuti hal itu agar tidak mempengaruhi masyaratkat Sekitar yang ada di Bolaang Mongondow termasuk Petani”. Kata Fithria seraya menambahkan bahwa dirinya juga menolak akan adanya tambang ilegal yang ada di Sangihe karna berdampak buruk dengan keindahan Wisata Sangihe. (Wesly)