oleh

Bersama Tokoh Nasional, Bupati Delis Paparkan Kondisi Industri Tambang di Morut

-Daerah-64 Dilihat

Morut-Bupati Morowali Utara (Morut), Dr. dr. Delis Julkarson Hehi MARS, tampil dalam diskusi menarik bersama sejumlah tokoh nasional di Jakarta, Rabu (23/6).

Diskusi secara online (webinar) tersebut mengambil topik yang sangat terkait dengan daerah ini yakni industri pertambangan. Temanya adalah “Tambang untuk Rakyat”.

Selain Bupati Morut, diskusi ini juga menampilkan pembicara lainnya yakni politisi PDIP Budiman Sudjatmiko, M.Sc, M.Phil, politisi Gerindra Arief Poyuono, Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama, dan Bupati Halmahera Tengah, Drs. Edi Langkara, MH.

Budiman Sudjatmiko merupakan pencetus Bukit Algoritma sebagai sentral teknologi dan industri 4.0.

Bupati Delis tampil sebagai pembicara pertama. Moderator diskusi Rinjani Dwi, M.Sc, mengajukan pertanyaan sejauh mana kebijakan-kebijakan pemerintah daerah dalam pertambangan rakyat?

“Sebelumnya kami ingin menggambarkan bahwa saat ini Provinsi Sulawesi Tengah menempati posisi ketiga investasi terbesar di Indonesia, sekaligus juga sebagai provinsi dengan peringkat ketiga daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia,” ujarnya.

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah yang tinggi tersebut, lanjutnya, tentu saja orang berpikir ada kaitannya dengan kehadiran industri pertambangan termasuk di Morut.

Selain itu, kehadiran industri tambang bisa berdampak terbukanya usaha baru pendukung industri tersebut yang ujung-ujungnya juga membuka lapangan kerja baru.

Menurutnya, jika itu berjalan dengan baik, maka otomatis pendapatan asli daerah (PAD) dan pendapatan nasional akan meningkat.

“Tetapi yang terjadi ada anomali. Ada masalah serius dengan masuknya industri pertambangan di Sulawesi Tengah,” jelas Delis.

Yang pertama, katanya, angka kemiskinan tidak mengalami penurunan yang signifikan. Padahal kalau melihat angka jumlah investasi yang masuk dan pertumbuhan ekonomi yang jauh di atas rata-rata nasional, seharusnya angka kemiskinan juga akan turun di daerah tambang tersebut.

Kedua, angka pengangguran malah meningkat dan tidak mengalami perubahan yang berarti.

“Ini sebuah anomali di tengah pertumbuhan ekonomi yang tinggi di daerah sekitar tambang,” katanya lagi.

Pertanyaannya kenapa hal ini terjadi? Bupati mengemukakan, kesimpulan pertama adalah tambang dan industri pendukung tidak banyak menyerap tenaga kerja lokal sehingga angka pengangguran tidak terserap di sektor tambang dan industri lainnya.

Kedua, kurangnya melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lokal dalam industri tambang dan juga industri pendukung lainnya.

Ketiga, belum tersedianya fasilitas pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja lokal untuk siap diterima di industri besar yang masuk.

“Ini semua tantangan kami ke depan. Kami akan bersikap tegas agar para investor di sektor tambang harus memprioritaskan tenaga kerja lokal, dan juga harus jelas berpihakan mereka terhadap UMKM yang ada,” tegas Delis yang baru sebulan lebih menjadi Bupati Morut.

Secara khusus ia berharap kepada pemerintah pusat untuk memberi perhatian kepada daerah-daerah yang memberi sumbangan besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional seperti Morut ini.

“Sebagai contoh, banyak jalan-jalan infrastruktur yang ada di daerah tambang kondisinya rusak dan tidak terawat. Masyarakat lingkar tambang atau lingkar industri tidak mau tahu status jalannya apakah jalan nasional, jalan provinsi atau jalan kabupaten. Yang mereka tahu kekayaan alamnya diangkut keluar,” jelasnya.

Mendengar paparan ini, Budiman menimpali masalah yang dihadapi masyarakat di lingkar tambang belum pernah teratasi dengan baik.
Kepada Bupati Delis ia menjanjikan satu saat dia akan berkunjung ke Morowali. (*/Johnny)