oleh

09 Desember 2020, Pilkada Morut dan Hari Anti Korupsi

MORUT – Waktu pemilihan Kepala Daerah serentak 09 Desember mendatang tinggal menghitung hari lagi, hal ini juga berlaku bagi seluruh warga Kabupaten Morowali Utara (Morut).

Sebanyak 84.570 Daftar Pemilih Tetap (DPT) Morowali Utara tahun 2020, yang tersebar di 10 kecamatan, 125 desa.

Pilkada Morut kali ini tentu menjadi penentu bagi masa depan Pemuda, kaum Perempuan, para Petani, Nelayan, Pedagang, Wiraswasta lainnya, tenaga honorer dan seluruh profesi kerja yang ada di Morowali Utara.

Memilih Bupati Morut kali ini bertepatan dengan memperingati Hari Anti Korupsi International.

Hari anti korupsi International yang jatuh tanggal 09 Desember dalam sejarah Perserikatan Bangsa-Bangsa menegaskan bahwa Korupsi adalah kejahatan yang serius dapat merusak pembangunan sosial ekonomi lapisan masyarakat.

Maka hentakan perlawanan terhadap Korupsi dengan melibatkan generasi muda terus di gaungkan, dengan mengumandangkan semboyan “Bersatu Melawan Korupsi”.

Korupsi menjadi hambatan suatu daerah untuk melakukan pembangunan dan mensejahterahkan masyarakat.

Korupsi secara tidak langsung menyakiti orang miskin, tidak terpenuhinya rasa keadilan, tidak tersedianya standar pendidikan dan kesehatan yang layak, serta kesenjangan di masyarakat yang terjadi juga karna perilaku Korupsi terutama para pejabat, tindakan ini sangat dominan menyebabkan daerah menuju kegagalan.

Momentum Pilkada Morut dan peringatan Hari Anti Korupsi, adalah momentum bagi seluruh rakyat untuk bersatu menentukan pemimpin yang tidak memainkan politik uang, yang tidak membeli suara rakyat dalam pesta demokrasi.

Apabila masyarakat ingin daerah maju, maka hindari memilih pemimpin yang memainkan Politik uang. Karna bila terpilih, maka perilaku Korupsi sangat besar kemungkinannya terjadi.

Setiap saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) kepada kepala daerah, ini membuktikan, ancaman hukum tidak membuat para pelaku Korupsi memiliki rasa takut untuk tidak merampok uang rakyat.

Jika pemimpin yang berniat membawah Morowali Utara lebih baik, maka akan di mulai dengan menghindari Politik uang, terutama di tengah wabah pandemi covid-19.

Pandemi Covid-19 yang terjadi, memberi keterbatasan akses warga dalam bekerja, hal ini sering di jadikan alasan bahwa membeli suara rakyat, memberi uang adalah bentuk perhatian kepada rakyat. Tindakan memainkan uang dalam Politik di tengah pandemi harus di lawan untuk tetap menjaga pilkada ini menghasilkan pemimpin yang berkualitas dan berintegritas.

Mari menyambut Pilkada Morut tanpa Politik uang, menyambut Hari Anti Korupsi International 09 Desember 2020.

Penulis : Hendly Mangkali