oleh

Rembuk Stunting, Wabup Suharsi Pertegas Komitmen Bersama

Pohuwato-Dalam rangka pelaksanaan 8 (delapan) aksi konvergensi percepatan penurunan Stunting, Pemerintah Kabupaten Pohuwato melaksanakan rembuk stunting yang menghasilkan komitmen bersama penurunan stunting serta rencana kegiatan intervensi gizi terintegrasi lintas sektoral. Kamis (22/06/2023).

Rembuk stunting yang berlangsung di ruang pola kantor bupati dihadiri Wakil Bupati, Suharsi Igirisa dan diikuti Ketua-Ketua Organisasi Perempuan se-Kabupaten Pohuwato, Baznas Pohuwato, Tim Pendamping BPS, Asisten dan Pimpinan OPD di lingkungan Pemda Kabupaten Pohuwato serta camat dan Kepala Puskesmas se-Kabupaten Pohuwato.

Wabup Suharsi Igirisa yang juga selaku Ketua TIm Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pohuwato dalam sambutannya menyampaikan, pemerintah daerah kembali laksanakan rembuk stunting sebagai bentuk komitmen pemerintah dan komitmen publik dalam pencegahan dan penurunan angka stunting di Kabupaten Pohuwato dan juga adanya kesepakatan bersama rencana kegiatan intervensi penurunan stunting yang terintegrasi, terkoordinir, konvergen dan efektif yang diharapkan cukup berdampak terhadap menurunnya angka stunting di Kabupaten Pohuwato.

‘Kami berharap kepada kita semua untuk terus memaksimalkan upaya dalam penekanan stunting di wilayah Kabupaten Pohuwato. Rembuk stunting yang dilaksanakan hari ini untuk membahas langkah-langkah kita kedepan serta merumuskan gagasan, ide, saran dan pandangan untuk penekanan stunting di Kabupaten Pohuwato”,Ungkap Wabup Suharsi.

Wabup Suharsi Igirisa juga menambahkan, perlu kita syukuri bahwa presentasi angka stunting di Kabupaten Pohuwato pada tahun-tahun kemarin tercatat diangka 34,6 persen dan Alhamdulillah saat ini tercatat tinggal 6,04 persen. “Hal yang sangat luar bisa dan patut diapresiasi bagi tim percepatan penurunan stunting Kabupaten Pohuwato.” Pungkas Wabup Suharsi.

Seperti diketahui bersama, persoalan stunting telah menjadi agenda pembangunan nasional. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan , sejak dari dalam kandungan sampai umur 2 tahun. (*/Ain)