oleh

Rakornaspar III Tahun 2019, Gubernur Olly Paparkan Keunggulan Pariwisata Sulut

-Sulut-37 Dilihat

Jakarta – Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menjadi narasumber dalam Rapat Koordinasi Nasional Pariwisata III Tahun 2019 di Swissotel Jakarta PIK Avenue, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, Rabu (11/9/2019).

Rakornas tersebut digelar oleh Kementerian Pariwisata dengan sejumlah kementerian dan lembaga untuk membahas pengembangan 5 destinasi super prioritas, yang telah ditetapkan Presiden Joko Widodo setelah rapat terbatas pada 15 Juli 2019.

Lima destinasi super prioritas yang dibahas dalam Rakornas Pariwisata III, antara lain Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang. Saat ini kelima destinasi super prioritas tersebut sedang dalam proses pengembangan intrastruktur yang ditargetkan selesai pada tahun 2020.

Dalam paparannya, Gubernur Olly menjelaskan posisi Sulawesi Utara sebagai pintu gerbang pasifik yang menunjang pertumbuhan sektor pariwisata Sulut. Olly menerangkan gambaran umum posisi Sulut secara geografis, geoposisi dan geostrategi. Menurutnya, Sulut sangat strategis karena berada di bagian utara Indonesia.

Disamping itu, Olly memaparkan pengembangan strategi pariwisata Sulut dengan konsep pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Pariwisata yang berkelanjutan ini bisa dipenuhi jika dapat memenuhi sejumlah syarat, yaitu people atau peningkatan sdm, potensi wisata harus disiapkan, partnership atau kemampuan menggalang segala relasi dan place atau Sulut sebagai tempat yang tolerannya tinggi sehingga menarik orang berkunjung.

“Pariwisata maju, rakyat dan daerah harus ikut menikmati dampaknya. Kita harus melakukan lompatan besar jauh kedepan. Melakukan itu semua harus bersama,” tandas Olly.

Olly juga menerangkan keberhasilan upayanya untuk mendatangkan wisatawan mancanegara yang didominasi negara tiongkok ke Sulut dengan memberikan berbagai kemudahan berbagai persyaratan seperti pengurusan visa bebas, operasional Bandara Sam Ratulangi 24 jam non stop, peningkatan status kantor bea cukai dan ketersediaan hotel dan sdm yang bisa berbahasa mandarin.

Lebih jauh, Olly menyebut sejumlah proyek infrastruktur strategis lainnya yang dikerjakan di Sulut yaitu perluasan Bandara Internasional Sam Ratulangi, jalur kereta api Manado-Bitung, jalan tol Manado-Bitung, Manado Outer Ring Road III dan TPA Regional.

Sebagai informasi, terkait KEK Pariwisata Likupang, selain telah disetujui Dewan Nasional KEK sebagai KEK Pariwisata pada Kamis 15 Agustus 2019, KEK Likupang juga segera disulap infrastruktur pelabuhannya.

Pemerintah pusat menganggarkan Rp 100 miliar untuk pembenahan infrastruktur pelabuhan di sekitar kawasan Likupang.

Selain itu, nantinya di KEK Likupang akan dikembangkan resort, akomodasi, fasilitas hiburan dan MICE. Di luar area KEK, akan dikembangkan pula Wallace Conservation Center dan Yacht Marina. Sering investasi terebut, jumlah tenaga kerja terserap diperkirakan mencapai 65.300 orang.

Berdasarkan dari perhitungan, pengembangan KEK Likupang diprediksi meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulawesi Utara sebesar 162 ribu orang pada 2025. Jumlah tersebut berkontribusi sekitar 16% dari target yang ditetapkan oleh Gubernur Sulawesi Utara, yaitu 1 juta wisatawan mancanegara pada 2025.

Selain itu, KEK Likupang diprediksi mampu memberikan kontribusi devisa  sebesar Rp 22,5 triliun pada 2030.

Menurut rencana, KEK Likupang akan dikembangkan dalam tiga tahap. Pembangunan  tahap I akan dibangun seluas 92,89 hektare dengan kurun waktu tiga tahun ( 2020- 2023).

Target investor yang akan masuk pada tiga tahun pertama tersebut adalah Maestro & Partners melalui pembangunan luxury resort senilai Rp 357 miliar, Sejuta Rasa Carpedia akan membangun beach club senilai Rp 307 miliar. Lalu, Dune World akan membangun luxury dive resort senilai Rp 50 miliar, dan Artha Prakarana akan membangun nomadic resort senilai Rp 36 miliar. (*/JM)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *