oleh

Neraca Dagang Sulut di April Surplus US$ 71,13 Juta

-Sulut-51 Dilihat

Sulut – Pandemi Covid-19 memukul sendi-sendi perekonomian global. Namun demikian, ekonomi Sulawesi Utara masih bisa survive dan semakin membaik.

Pemprov Sulut dibawah kepemimpinan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven O.E. Kandouw bahkan berhasil menjaga surplus neraca perdagangan Sulut.

Terbukti, selain ekonomi Sulut tumbuh 1,87 persen pada Triwulan I Tahun 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut mencatat neraca perdagangan Sulut yang diukur melalui penghitungan net ekspor (total ekspor dikurangi total impor) pada April 2021 mengalami surplus, senilai US$71,13 juta.

Data sementara BPS Sulut menunjukkan nilai FOB Ekspor Nonmigas Sulut pada bulan April 2021 senilai US$73,72 juta sementara impornya senilai US$2,59 juta.

Komoditi ekspor pada bulan ini masih tetap didominasi oleh lemak dan minyak hewan/nabati.

Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Sulut pada April 2021 adalah Singapura sebesar US$ 12,40 juta (16,82 persen dari total ekspor). Adapun produk yang paling banyak diekspor ke negara tersebut adalah perhiasan/permata.

Dari sisi volume ekspor Sulut bulan April 2021, salah satu negara tujuan yang mengalami peningkatan volume ekspor terbesar adalah Malaysia sebesar 58.075,96 persen dan Vietnam sebesar 3.590,68 persen. Selain itu, negara tujuan dengan berat ekspor terbesar adalah Philipina yang mencapai 40.000 ton atau 33,84 persen dari total berat ekspor dan Tiongkok yang mencapai 39.666,78 ton atau 33,56 persen dari total berat ekspor.

Sebagian besar komoditas ekspor nonmigas Sulut dikirim melalui beberapa pelabuhan muat di Sulut dan juga melalui pelabuhan muat di provinsi lain. Pada bulan April 2021, sebanyak 35,95 persen barang ekspor dikirim melalui pelabuhan muat Bitung.

Komoditi terbesar yang dikirimkan melalui Pelabuhan muat ini adalah Lemak dan Minyak Hewan/Nabati dengan negara tujuan Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan.

Dari sisi volume, Pelabuhan Labuhan Uki merupakan pelabuhan muat terbesar di Sulut pada bulan April 2021, dimana sebanyak 59,43 persen barang ekspor dikirim melalui pelabuhan muat ini.

Komoditas ekspor yang dikirim dari pelabuhan ini adalah Garam, Belerang, Kapur dengan negara tujuan Tiongkok dan Philipina. Dibandingkan dengan bulan Maret 2021 (m-to-m), volume ekspor di Labuhan Uki mengalami peningkatan sebesar 5,80 persen.

Adapun dari sisi volume impor Sulut pada April 2021, salah satu negara pemasok yang memiliki volume terbesar adalah Tiongkok dengan berat mencapai 1.741,33 ton atau 88,72 persen dari total berat impor dengan komoditi terbesar yang diimpor mesin-mesin/pesawat mekanik, besi dan baja.

Selain itu, negara pemasok terbesar kedua berdasarkan volumenya adalah Malaysia dengan berat 81,52 ton atau sebesar 4,15 persen dari total berat impor dengan komoditi yang diimpor adalah lemak minyak hewan/nabati.

Dilihat menurut golongan barang, mesin-mesin/pesawat mekanik menjadi kontributor terbesar terhadap nilai impor Sulut pada April 2021.

Kontribusi golongan barang ini terhadap total impor asalah sebesar 41,49 persen yang diimpor dari negara Tiongkok, Thailand, Singapura dan Chili.

Salah satu komoditi yang memiliki volume terbesar adalah komoditi mesin-mesin/pesawat mekanik dengan berat mencapai 450,11 ton atau 22,93 persen dari total berat impor.

Selain itu komoditi yang mengalami peningkatan volume impor terbesar adalah plastik dan barang dari plastik sebesar 1.151,87 persen dan benda-benda dari besi dan baja sebesar 662,28 persen.

Nilai neraca perdagangan Sulut yang diukur melalui penghitungan net ekspor (total ekspor dikurangi total impor) pada April 2021 mengalami surplus, senilai US$ 71,13 juta. (*/JM)