oleh

Harga Elpiji 3 kg Meroket Tajam, Wabup Djira Panggil PT Ponggawa Gas Morut Dan Pihak Terkait

Morut – Selain sulit ditemukan di tempat-tempat penjualan resmi, harga gas tabung elpiji (LPG) bersubsidi 3 kg di Kabupaten Morowali Utara (Morut) kini meroket tajam dan tanpa terkendali.

Sesuai ketentuan Pemerintah, Harga Eceran Tertinggi (HET) di daerah ini sebesar Rp 27.800/tabung ukuran 3 kg. Namun pada kenyataannya sejak dua pekan terakhir harganya sudah di kisaran Rp 70.000-Rp 80.000/tabungnya.

Kondisi ini sangat menyulitkan dan memberatkan masyarakat yang layak mendapatkan subsidi, termasuk para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang juga berhak mendapatkan harga murah tersebut.

Untuk mengetahui sumber masalah sekaligus mencari solusi, Wakil Bupati (Wabup) Morowali Utara (Morut), H Djira K SPd MPd, mengundang rapat sekaligus memanggil sejumlah pihak terkait, termasuk agen resmi PT Ponggawa Gas Morut dalam distribusi gas elpiji 3 kg bersubsidi itu, di ruang pola kantor Bupati Morut, Senin (03/02/2025).

Pertemuan itu diikuti Asisten Administrasi, Perekonomian dan Pembangunan Setda Morut, Ir Ridwan Nonci, Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan, Yanismal Botuale, perwakilan dari Polres Morut, perwakilan dari Dandim 1311 Morowali, Kasatpol PP dan Damkar, Buharman Lambuli, serta para Kepala OPD, Camat Petasia dan Kepala Bagian di Sekretariat Pemda Morut, Direktur PT Ponggawa Gas Morut, Fanny Tampake, agen resmi distributor gas elpiji di Morut, serta undangan lainnya.

Satu lagi agen resmi yakni PT Muhab Anugrah Bersama yang bermarkas di Desa Tabarano, Kecamatan Mori Utara, yang juga diundang namun tidak hadir tanpa alasan yang jelas.

Dalam pertemuan itu terungkap, terjadinya kelangkaan tabung gas elpiji 3 kg antara lain diduga diakibatkan karena beberapa faktor, seperti dugaan terjadinya penimbunan yang dilakukan oknum-oknum tertentu.

Selain itu, kini muncul adanya penjual tabung yang bukan penyalur resmi. Mereka ini tangan kedua atau ketiga. Otomatis mencari untung diluar ketentuan resmi Pemerintah.

Dugaan berikutnya, pengguna gas elpiji bersubsidi tidak lagi sesuai data resmi. Hal ini mengakibatkan kelangkaan karena ada yang mestinya tidak berhak memakai elpiji bersubsidi, tapi faktanya menggunakannya.

Penyebab lainnya adalah munculnya pasokan tabung gas elpiji 3 kg dari luar Morut di antaranya dari Palopo, Makassar, Palu, serta tempat lainnya. Pasokan ilegal ini mempermainkan harga dengan seenaknya.

Pada kesempatan tersebut, Wabup Djira, menegaskan, kepada semua pihak terkait untuk turun ke lapangan melakukan pengawasan terhadap agen, pangkalan dan pengecer tidak resmi.

“Harus turun lapangan untuk mengetahui penyebab kelangkaan tabung elpiji. Kita wajib melindungi semua masyarakat baik produsen maupun konsumen,” tegasnya.

Khusus kepada distributor resmi PT Ponggawa Gas Morut, Wabup Djira, mempertanyakan bagaimana cara pengawasan distribusi tabung di tingkat pangkalan yang berada dibawah naungan PT Ponggawa Gas Morut.

Karena berdasarkan laporan, di beberapa pangkalan seringkali stok tabung kosong meski baru saja mendapat droping tabung dari agen.

“Kita ingin tahu kenapa terjadi seperti itu. Lalu apa sebenarnya penyebab kelangkaan stok tabung gas elpiji 3 kg. Apakah memang stok sudah tidak mencukupi atau ada permainan di tingkat pangkalan atau pengecer. Ini harus ada solusi secepatnya,” kata Wabup Djira.

Dalam rapat itu diputuskan tim terpadu dibawah kordinasi Satpol PP akan turun lapangan melakukan pengawasan dan penindakan atas terjadi kelangkaan stok tabung gas elpiji 3 kg.(Ale/Ryo/ NAL)