Manado – Debat Publik Terbuka ketiga Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tomohon, tak lagi adu gagasan para kandidat tapi menjadi sarana ‘kolaborasi’ kubu MJW-CM dan WL-MM mencoba memojokkan CSSR dengan serangan-serangan yang cenderung halusinasi.
Debat yang berlangsung Rabu (13/11/2024) di salah satu hotel di Manado itu dengan sangat kasat mata memperlihatkan serangan dua kubu Paslon tersebut pada CSSR, terutama pada Caroll Senduk, petahana untuk calon wali kota.
Tak hanya saat memasuki sesi tanya-jawab antar Paslon namun sudah terlihat ketika debat masih di segmen-segmen awal. Padahal, dua moderator sudah mengingatkan agar tanya-jawab ada di segmen tersendiri, namun soal-soal dari panelispun kepada Paslon 3, banyak kali ‘dibengkokkan’ menjadi pernyataan kritikan atas pemerintahan Caroll Senduk.
Dua paslon yakni MJW-CM dan WLMM ‘kompak menyerang’ Wali Kota Caroll Senduk yang tengah menjalani cuti Pilkada, dengan tuduhan-tuduhan yang sangat sumir dan cenderung tendensius.
Dikatakan demikian karena semua yang dipertanyakan tidak memiliki cukup bukti, atau malah bertentangan, baik soal manajemen pemerintahan atau birokrasi, manajemen keuangan, maupun dalam hal pelayanan publik.
Dua kubu itu mencoba membangun argumentasi yang menyatakan pemerintahan Caroll Senduk tidak kredibel, namun semua serangan yang dilancarkan kedua paslon ini hanya ditanggapi santai dan senyum senyum saja oleh Caroll Senduk.
Jawaban Caroll justru sangat presisi bahwa penyelenggaran pemerintahan di Kota Tomohon sesuai mekanisme dan aturan, serta diawasi baik internal pemerintah yakni Kemendagri dan Menpan/RB, maupun oleh gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah.
Demikian juga pengawasan eksternal yang dijalankan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), sehingga semua clear and clean. BPK bahkan memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) hingga sebanyak 11 kali berturut-turut bagi Tomohon.
Dalam hal pengelolaan meritokrasi penempatan jabatan, Tomohon juga mendapatakan penghargaan dari Ombudsman RI sebagai Terbaik ke-2 tingkat nasional.
Karena itu, di debat tersebut kelihatan jika Caroll ‘bingung’ atas serangan-serangan halusinasi dua Paslon tersebut, karena semua sistem dan jajaran pemerintahan berjalan baik tanpa riak, sesuai mekanisme maupun aturan.” Mungkin saja, yang bermasalah adalah mereka yang berhalusinasi,” demikian komentar seorang warga.
“Pemerintah itu punya standar dan kewenangan, ada bagian pengawasan ada pihak yang memberikan nilai. Sebenarnya di era demokrasi seperti ini, kalo ada pihak yang merasa dirugikan, ada mekanisme dan saluran pengaduannya,” ketus salah satu mantan birokrat senior.
Dia menyebutkan ada Ombudsman jika menyangkut pelayanan pemerintahan, ada Inspektorat, ada pemerintah Pusat, Mendagri, Menpan dan Gubernur. Kalaupun itu semua dianggap tidak cukup, ada mekanisme hukum yakni gugatan lewat PTUN.
“Nah semua yang mereka sampaikan dalam debat, nggak ada itu laporan dan pengaduan. Jangan-jangan ini memang benar-benar halusinasi,” tambahnya.
Pasangan calon nomor urut 3 sendiri, yakni Caroll Senduk dan Sendy Rumajar, saat closing statement berpesan kepada seluruh masyarakat agar jangan terpengaruh dengan provokasi atau hoax.
“Apalagi seperti yang sudah beredar di warga bahwa pemerintahan Caroll-Sendy nanti hanya akan membawa kesengsaraan. Percayalah pemerintahan di Tomohon diawasi oleh berbagai institusi negara yang resmi dan sah.Jadi kita tidak berada di ruang hampa, pemerintah pusat mengawasi sangat ketat,” ujar Sendy.(*/Red)