Bupati Morowali Utara Delis Julkarson Hehi bersama Wabup H Djira K, dalam kegiatan Rembuk Stunting
Kolonodale – Bupati Morowali Utara Delis Julkarson Hehi minta kepada semua pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terkait dalam penanggulangan stunting bisa bergerak cepat dan terkoordinasi.
Penanganan stunting tersebut bukan saja karena permintaan pemerintah pusat, tetapi juga merupakan komitmen pemerintah daerah sesuai visi untuk mewujudkan masyarakat Morut yang Sehat, Cerdas, dan Sejahtera (SCS).
Penegasan itu disampaikan Bupati Delis saat membuka Rembuk Stunting tingkat kabupaten yang diikuti lebih seratus peserta di Ruang Pola Kantor Bupati, Rabu (27/4/2022).
Rembuk tersebut diikuti pula Wakil Bupati H Djira K, Sekda Musda Guntur, Ketua TP PKK Morut Ny Febriyanthi H DJ Hehi, para kepala OPD, Camat, Kades, serta para Kepala Puskesmas se Kabupaten Morowali Utara.
Seperti diketahui, stunting adalah kondisi serius pada anak yang ditandai dengan tinggi badan anak di bawah rata-rata serta tubuhnya tidak bertumbuh dan berkembang dengan baik sesuai usianya, dan berlangsung dalam waktu lama.
Stunting tersebut bisa terjadi karena faktor kurang gizi pada anak, kondisi keluarga atau karena turunan.
Menurut bupati, penanganan stunting ini mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah karena terkait nasib generasi penerus dan kemanusiaan.
Oleh karena itu, OPD terkait harus memiliki standard dan data yang valid tentang jumlah penderita dan alamat yang pasti.
“Bagaimana kita bisa merumuskan strategi untuk menanganinya serta menentukan jumlah anggaran kalau daranya tidak jelas,” tegas bupati.
Untuk itu, ia minta kepada OPD terkait yakni Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Pengendalian Penduduk, KB dan P3AD, mendata kembali jumlah penderita stunting di daerah ini.
Setelah didapatkan data yang valid, selanjutnya disusun strategi yang tepat untuk menangani para penderita stunting tersebut.
Penegasan yang sama juga diungkapkan Wabup H. Djira. Ia bahkan sempat mempersilakan beberapa kepala desa untuk melaporkan jumlah dan kondisi penderita stunting di desanya.
“Data ini sangat penting karena Kades yang mestinya paling tau kondisi di desanya. Bagaimana kita mau tangani kalau datanya tidak jelas,” tegasnya.
Dalam rembuk itu tampil pula memberi pemaparan masing-masing Sekda Morut Musda Guntur, Ketua TP PKK Morut Ny Febriyanthi H DJ Hehi, Kepala Bapelitbangda Gerzom Tandi, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, KB dan P3AD, Romelius Sapara, dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.
Dalam pemaparannya, Ketua TP PKK mengakui pada awal melaksanakan tugas terasa sekali tidak adanya sinkronisasi dan kesamaan jumlah penderita stunting.
“Kita berharap ke depannya masalah ini bisa segera teratasi,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Bupati secara simbolis menyerahkan bantuan tunai dari Pemda Provinsi Sulteng bagi keluarga penerima manfaat (KPM) masing-masing sebesar Rp 1 juta per KPM. Bantuan tersebut disalurkan melalui Bank Sulteng.
Selanjutnya penyerahan kartu Morut Sehat tang diterima secara simbolis oleh Kampus Tomata dan Kapus Molino.
Di tempat yang sama, bupati dan ibu juga secara khusus menyerahkan bingkisan untuk para kepala desa yang merayakan Idul Fitri. (*/Johnny)